Postingan

Menampilkan postingan dari 2008

1 Syawal 1429 H (S e L a M a T L e B a R a N -- H a R i R a Y a I d U l F i T r I)

Tiada hari seindah dzikir, maka ijinkan saya dengan kedua tangan bersimpuh sujud memohon maaf untuk lisan yang tak terjaga, janji yang terabai, hati yang berprasangka dan tingkah laku yang menoreh luka. Dengan tawadhu dan rendah hati: Taqobbalallohu Minna waminkum taqobbal ya karim.... Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1429 H "Mohon Maaf Lahir dan Batin"

BEREBUT LAYANG-LAYANG PUTUS

Berebut Layang-Layang Putus Oleh : Prof. Dr. H. Komaruddin Hidayat, MA ADA perilaku semasa kanakkanak yang negatif dan destruktif, tetapi masih terbawa-bawa sampai besar.Salah satunya berebut layang-layang putus yang pada akhirnya semua tidak mendapatkan apa-apa lantaran layanglayangnya dihancurkan beramairamai. Perilaku destruktif ini dalam istilah Jawa dikenal dengan ungkapan ”barji barbeh, tiji tibeh”, bubar siji bubar kabeh,mati siji mati kabeh. Kalau aku tidak kebagian, maka yang lain juga tidak boleh kebagian. Kalau aku sengsara, yang lain juga harus ikut sengsara. Saya masih ingat, ketika kecil saya senang sekali melihat orang beradu layang-layang. Siapa yang benangnya tajam dan kuat kalau beradu pasti akan menang, dengan cara memotong dan menggesek benang lawan sembari mempermainkan layanglayangnya. Melihat layanglayang yang benangnya putus,kami berlari-lari mengejar dengan suka cita, semua berebut ingin mendapatkannya. Singkat cerita, hasil dari berlarian dan saling berebut it

Mengenal Prinsip Akuntansi Syariah

Akuntansi dikenal sebagai sistem pembukuan “double entry”. Menurut sejarah yang diketahui awam dan terdapat dalam berbagai buku “Teori Akuntansi”, disebutkan muncul di Italia pada abad ke-13 yang lahir dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli. Beliau menulis buku “Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita” dengan memuat satu bab mengenai “Double Entry Accounting System”. Dengan demikian mendengar kata ”Akuntansi Syariah” atau “Akuntansi Islam”, mungkin awam akan mengernyitkan dahi seraya berpikir bahwa hal itu sangat mengada-ada. Namun apabila kita pelajari “Sejarah Islam” ditemukan bahwa setelah munculnya Islam di Semananjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah SAW dan terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah yang kemudian di lanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin terdapat undang-undang akuntansi yang diterapkan untuk perorangan, perserikatan (syarikah) atau perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr), dan anggaran negara. Rasulullah SAW

Semenit Saja

Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke masjid untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan! Betapa lamanya melayani Allah SWT selama lima belas menit namun betapa singkatnya kalau kita melihat film. Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar / teman tanpa harus berpikir panjang-panjang. Betapa asyiknya a pabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra namun kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa. Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Al-qur'an tapi betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris. Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun lebih senang berada di shaf paling belakang ketika berada di Masjid Betapa mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata, namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari ke

Kematian

Epilog : Selamat Datang Kematian Barang siapa yang merindukan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah senantiasa berbuat kebajikan dan jangan sekali-sekali berbuat syirik, yaitu menyembah selain Allah. (DQ Al Kahfi [18]:110) Lima menit lalu ketika Anda mengambil, membuka, dan membaca buku Psikologi Kematian atau Laskar Pelangi, Ayat-ayat Cinta atau mungkin buku yang lain mungkin jauh lebih panjang jaraknya ketimbang kematian yang senantiasa mendekat. Karena, yang lalu telah berlalu dan tidak bias dipanggil kembali, sementara kematian sudah pasti setiap saat kian mendekat dan tidak bisa dihentikan atau disuruh berbalik arah. Karena sudah pasti datangnya, maka sikap terbaik adalah bersiap menyambutnya, sebagaimana kita punya pengalaman bersiap-siap dan bahkan menunggu datangnya hari wisuda, hari ulang tahun, hari lebaran, hari pernikahan, atau peristiwa lain yang kita yakini pasti, padahal tingkat kapastiannya tidak sebanding dengan kapastian datangnya peristiwa kematian, “Dimana pun

Kultur Santri Melemah

Ciri utama komunitas santri adalah pola interaksi yang guyub, enggan berkonflik, dan menerima kepemimpinan siapa pun dengan ikhlas, terutama yang berkaitan dengan urusan duniawi. Namun, karakter santri tersebut nyaris hilang saat komunitas pesantren itu terjun ke dalam partai politik dan politik praktis. Keikhlasan dan sikap syukur atas segala yang diterima berganti menjadi kehausan dan ambisi atas kekuasaan yang berlebihan. (Dikutip dari Kompas, Rabu 30 April 2008)

Aksar

Mengenal Prinsip Akuntansi Syariah Akuntansi dikenal sebagai sistem pembukuan “double entry”. Menurut sejarah yang diketahui awam dan terdapat dalam berbagai buku “Teori Akuntansi”, disebutkan muncul di Italia pada abad ke-13 yang lahir dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli. Beliau menulis buku “Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita” dengan memuat satu bab mengenai “Double Entry Accounting System”. Dengan demikian mendengar kata ”Akuntansi Syariah” atau “Akuntansi Islam”, mungkin awam akan mengernyitkan dahi seraya berpikir bahwa hal itu sangat mengada-ada. Namun apabila kita pelajari “Sejarah Islam” ditemukan bahwa setelah munculnya Islam di Semananjung Arab di bawah pimpinan Rasulullah SAW dan terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah yang kemudian di lanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin terdapat undang-undang akuntansi yang diterapkan untuk perorangan, perserikatan (syarikah) atau perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr), d