Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2008

BEREBUT LAYANG-LAYANG PUTUS

Berebut Layang-Layang Putus Oleh : Prof. Dr. H. Komaruddin Hidayat, MA ADA perilaku semasa kanakkanak yang negatif dan destruktif, tetapi masih terbawa-bawa sampai besar.Salah satunya berebut layang-layang putus yang pada akhirnya semua tidak mendapatkan apa-apa lantaran layanglayangnya dihancurkan beramairamai. Perilaku destruktif ini dalam istilah Jawa dikenal dengan ungkapan ”barji barbeh, tiji tibeh”, bubar siji bubar kabeh,mati siji mati kabeh. Kalau aku tidak kebagian, maka yang lain juga tidak boleh kebagian. Kalau aku sengsara, yang lain juga harus ikut sengsara. Saya masih ingat, ketika kecil saya senang sekali melihat orang beradu layang-layang. Siapa yang benangnya tajam dan kuat kalau beradu pasti akan menang, dengan cara memotong dan menggesek benang lawan sembari mempermainkan layanglayangnya. Melihat layanglayang yang benangnya putus,kami berlari-lari mengejar dengan suka cita, semua berebut ingin mendapatkannya. Singkat cerita, hasil dari berlarian dan saling berebut it